Gempa Vulkanik Gunung Krakatau

KALIANDA - Aktivitas gunung anak krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda dalam beberapa hari terakhir mulai meningkat. Sejak Rabu (27/10) terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak 35 kali.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api GAK di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan, asap yang diakibatkan letusan-letusan kecil GAK sudah mulai terlihat.

"Kalau aktivitasnya memang meningkat beberapa hari belakangan ini. Tercatat gempa vulkanik dalam sebanyak 31 kali, sementara untuk vulkanik dangkal 35 kali. Asap-asap akibat letusan juga sudah kelihatan," kata Andi, Kamis (28/10).

Dia menjelaskan, meningkatnya aktivitas GAK bukan akibat meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta. Peningkatan aktivitas disebabkan karena GAK merupakan gunung berapi aktif.

"Belum ada hubungannya. Soalnya GAK sendiri kan memang sudah lama aktif. Memang dalam situasi normal, gempa vulkanik dalam dan dangkal GAK itu tercatat berkisar 2-10 kali. Sekarang kan lebih dari 30 kali sehari. Makanya meningkat. Tapi ya karena memang anak krakatau ini gunung berapi yang masih aktif," katanya lagi.

Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Geologi (PVMBG) sampai saat ini masih menetapkan GAK berstatus waspada. Aktivitas yang meningkat beberapa hari terakhir, menyebabkan anak gunung krakatau ini mengeluarkan asap. Andi menerangkan, meski GAK masih bisa dikunjungi wisatawan, namun, diharapkan yang ingin berkunjung tidak terlalu dekat dengan GAK. Sebab, letusan kecil yang mengelurakan asap dikhawatirkan berpotensi bahaya.

"Ada baiknya jika ingin melihat GAK tidak dekat-dekat. Karena letusan kecil sudah mulai intens. Kalau bisa dari jauh saja jangan sampai turun. Dari Sertung atau Rakata. Karena namanya gunung aktif, sewaktu-waktu kan bisa saja meletus," katanya.

No comments:

Post a Comment

Pages