COUNTINEWS.CO.CC - Libya Bergejolak Tidak seperti para kepala negara lain, nama pemimpin Libya masih membingungkan. Tak jelas, mana yang betul, Muammar Khadaffi, Moammer Gaddafy, atau Mu'amar al Kadafi.
Sampai sekarang, media-media massa internasional masih memberikan nama yang beragam bagi tokoh, yang sudah 40 tahun memimpin Libya dan kini tengah digoyang gelombang aksi demonstrasi sejak 15 Februari lalu
VIVAnews pun pada awalnya sering bingung dengan penamaan pemimpin berusia 68 tahun itu, terkadang Muammar Khadafi dan suatu waktu menulis Moammer Ghadafy, tergantung sumber media mana yang dikutip. Akhirnya disepakati bahwa nama pemimpin Libya itu ditulis Khadafi, supaya lebih mudah dibaca orang Indonesia.
Wartawan harian The Christian Science Monitor, Eoin O'Carroll, pernah meriset sejumlah media yang menulis nama berbeda bagi Khadafy. Departemen Luar Negeri AS, misalnya, menulis nama "Qadhafi."
Selain itu, kantor berita Associated Press dan MSNBC menulis "Ghadafi." Lalu, media asal Inggris, Reuters dan BBC mengeja "Gaddafi."
Surat kabar The Los Angeles Times, menulis "Kadafi, sedangkan koran The Chirstian Science Monitor dan The New York Tomes menulis "Qaddafi." Bahkan koran yang terbit di kota yang sama, The New York Daily News menulis "Khadafy."
Itu baru nama belakang. Nama depan Khadafy pun ditulis berbeda-beda. Ada yang menulis Muammar, Moammar, dan Mu'amar. Bahkan laman personal Khadafy menulis nama depannya dengan "Al Gathafi."
Sampai kini pemerintah Libya (atau Libia) tampak tak ambil pusing dengan perbedaan versi penulisan nama pemimpin mereka di media-media mancanegara. Namun, yang jelas, Khadafy berstatus resmi "Pemandu Revolusi Agung September bagi Rakyat Sosialis Arab Libya Jamahiriya" atau singkatnya Pemimpin Libya. Tahta sang kolonel kini tengah digoyang rakyatnya sendiri. (umi)
Sampai sekarang, media-media massa internasional masih memberikan nama yang beragam bagi tokoh, yang sudah 40 tahun memimpin Libya dan kini tengah digoyang gelombang aksi demonstrasi sejak 15 Februari lalu
VIVAnews pun pada awalnya sering bingung dengan penamaan pemimpin berusia 68 tahun itu, terkadang Muammar Khadafi dan suatu waktu menulis Moammer Ghadafy, tergantung sumber media mana yang dikutip. Akhirnya disepakati bahwa nama pemimpin Libya itu ditulis Khadafi, supaya lebih mudah dibaca orang Indonesia.
Wartawan harian The Christian Science Monitor, Eoin O'Carroll, pernah meriset sejumlah media yang menulis nama berbeda bagi Khadafy. Departemen Luar Negeri AS, misalnya, menulis nama "Qadhafi."
Selain itu, kantor berita Associated Press dan MSNBC menulis "Ghadafi." Lalu, media asal Inggris, Reuters dan BBC mengeja "Gaddafi."
Surat kabar The Los Angeles Times, menulis "Kadafi, sedangkan koran The Chirstian Science Monitor dan The New York Tomes menulis "Qaddafi." Bahkan koran yang terbit di kota yang sama, The New York Daily News menulis "Khadafy."
Itu baru nama belakang. Nama depan Khadafy pun ditulis berbeda-beda. Ada yang menulis Muammar, Moammar, dan Mu'amar. Bahkan laman personal Khadafy menulis nama depannya dengan "Al Gathafi."
Sampai kini pemerintah Libya (atau Libia) tampak tak ambil pusing dengan perbedaan versi penulisan nama pemimpin mereka di media-media mancanegara. Namun, yang jelas, Khadafy berstatus resmi "Pemandu Revolusi Agung September bagi Rakyat Sosialis Arab Libya Jamahiriya" atau singkatnya Pemimpin Libya. Tahta sang kolonel kini tengah digoyang rakyatnya sendiri. (umi)
No comments:
Post a Comment