Pembongkaran itu bermula ketika Facebook menyelidiki virus internet yang membuat indentitas pengguna bisa tersebar secara tidak sengaja. Rincian data pengguna dijual kepada para pialang data yang menggunakan informasi itu untuk menjadikannya sebagai sasaran iklan secara lebih akurat.
Para pengembang sudah dilarang masuk ke Facebook selama enam bulan dan harus diaudit untuk mengecek apakah mereka mematuhi kebijakan situs jejaring sosial tersebut.
Facebook mulai menyelidiki apa yang terjadi pada pengidentifikasi pengguna UIDs setelah media melaporkan bahwa informasi dan daftar kontak telah dijual kepada perusahaan-perusahaan iklan.
PENGGUNAAN DATA FACEBOOKER UNTUK IKLAN
= Pelaku menciptakan aplikasi untuk mengambil biodata dan kontak facebooker
= Data sekitar 1 juta facebooker telah diambil kemudian dijual kepada pialang data
= Pialang data menjual kepada pihak yang membutuhkan untuk keperluan iklan
= Pemilik iklan akan mempromosikan ke daftar alamat facebooker tersebut
= Data sekitar 1 juta facebooker telah diambil kemudian dijual kepada pialang data
= Pialang data menjual kepada pihak yang membutuhkan untuk keperluan iklan
= Pemilik iklan akan mempromosikan ke daftar alamat facebooker tersebut
Atas temuan itu, pihak Facebook melarang kepada pelaku untuk tidak masuk ke facebook selama 6 bulan sambil mengawasinya. Facebook tidak mengindentifikasi pengembang yang mana yang dihukum dan hanya mengatakan bahwa kurang dari 12 pengembang dan tidak ada yang aplikasinya berada di 10 paling populer digunakan di jejaring sosial tersebut.
Jejaring sosial itu menyebut perusahaan Rapleaf sebagai salah satu pialang data yang telah membeli UIDs dan telah mencapai kesempatan dengan perusahaan itu bahwa Rapleaf akan mengakhiri keterlibatannya dengan semua aplikasi di Facebook sekarang dan di masa depan. (bbc)
No comments:
Post a Comment