Silverens Dalengkade (24), ditemukan tewas di kamar kos di Kelurahan Ranomuut Lingkungan I, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Minggu (13/11) siang.
Tak pelak, penemuan mayat ini membuat geger warga. Mereka pun berbondong- bondong ke rumah milik Udin Sila dan Joys Tumengkol yang jadi tempat kos korban.
Menurut informasi yang dihimpun Tribun Manado di lokasi kejadian, korban sehari-hari bekerja sebagai reseptionis Club Deluxe. Didugm dia meregang nyawa setelah dicekik pacarnya sendiri, AB alias Andre (19), warga Paal IV Lingkungan I, Kecamatan Tikala, Kota Manado.
Perbuatan Andre diketahui setelah mencoba menghubungi Hakim Arsyad (28), seorang teman kerjanya. Saat itu Andre minta Hakim membantunya untuk melarikan diri karena merasa takut telah membunuh pacarnya.
Charles (22), seorang teman kerja tersangka lainya mengatakan bahwa, setelah mendapat informasi itu, ia bersama Hakim dan teman-temanya langsung melaporkan kejadian itu ke kepolisian. "Andre telepon ke Hakim, minta tolong supaya dibantu lari karena khilaf membunuh pacarnya. Dapat informasi, kami lalu menghubungi polisi," kata Charles.
Mendapat laporan itu, polisi langsung menuju lokasi kejadian bersama teman-teman tersangka untuk memastikan kebenaran informasi yang yang disampaikan oleh tersangka.
Alhasil ternyata benar, pintu kamar digembok dari luar dan di dalam kamar berukuran 2,5x3 meter itu korban terbaring kaku dengan posisi telentang dan ditutupi sehelai kain bermotif kain bali warga oranye.
Dari hasil identifikasi oleh bagian identifikasi Polresta Manado, ditemukan tanda kekerasan pada bagian leher korban, sehingga kesimpulan sementara korban diduga tewas dicekik di leher oleh pelaku.
Rani Manoy (22), teman kos korban yang kamarnya bersebelahan dinding dengan kamar korban tampak syok. Ia mengaku tak mendengar percekcokan atau pertengkaran antara korban dan pacarnya.
Namun ia mengaku pernah melihat pacar korban memukul korban saat mereka bertengkar beberapa waktu lalu. "Saya tidak mendengar kalau mereka tadi malam bertengkar. Tapi beberapa waktu lalu saya pernah lihat korban dipukul pacarnya," ujar Manoy.
Manoy yang sudah setahun tinggal di tempat kos tersebut mengaku sering melihat pacar korban datang ke tempat kos dan bahkan tak jarang juga menginap bersama korban yang mulai indekos sekitar Juli 2011.
Kepala Lingkungan I, Kelurahan Ranomuut, Sony Budikase mangaku tak mengetahui secara jelas keberadaan warganya, karena tak pernah melapor ke kepala lingkungan.
Budikase pun mengakui bahwa pernah meminta korban untuk memasukkan identitasnya ke pihak kepala lingkungan, namun tak kunjung dilakukan, "Saya pernah minta dia (korban) supaya masukkan identitas supaya jika terjadi apa-apa mudah dikordinasikkan," kata Budikase.
Untuk kepentingan penyidikan, korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandou Manado untuk diotopsi.
Sementara itu, tersangka yang berniat akan melarikan diri, dengan mudah diringkus oleh Resmob Polresta Manado di daerah Wowonasa, setelah dia kembali menghubungi temanya untuk diminta membantu pelarianya.
Kapolsek Tikala AKP Paulus Palamba ketika dikonfirmasi mengaku telah mengamankan tersangka. "Tersangka telah berhasil ditangkap oleh Resmob dan saat ini sudah dimasukkan ke dalam sel tahanan Polsek Tikala," ujar Palamba.
Tersangka Andre mengaku membunuh korban dengan cara mencekiknya. Hal itu dilakukan karena ia tak terima korban acap kali menghina orangtuanya. "Dia selalu menghina orangtua saya," katanya. (tos)
sumber: tribunnews.com
Ilustrasi |
Menurut informasi yang dihimpun Tribun Manado di lokasi kejadian, korban sehari-hari bekerja sebagai reseptionis Club Deluxe. Didugm dia meregang nyawa setelah dicekik pacarnya sendiri, AB alias Andre (19), warga Paal IV Lingkungan I, Kecamatan Tikala, Kota Manado.
Perbuatan Andre diketahui setelah mencoba menghubungi Hakim Arsyad (28), seorang teman kerjanya. Saat itu Andre minta Hakim membantunya untuk melarikan diri karena merasa takut telah membunuh pacarnya.
Charles (22), seorang teman kerja tersangka lainya mengatakan bahwa, setelah mendapat informasi itu, ia bersama Hakim dan teman-temanya langsung melaporkan kejadian itu ke kepolisian. "Andre telepon ke Hakim, minta tolong supaya dibantu lari karena khilaf membunuh pacarnya. Dapat informasi, kami lalu menghubungi polisi," kata Charles.
Mendapat laporan itu, polisi langsung menuju lokasi kejadian bersama teman-teman tersangka untuk memastikan kebenaran informasi yang yang disampaikan oleh tersangka.
Alhasil ternyata benar, pintu kamar digembok dari luar dan di dalam kamar berukuran 2,5x3 meter itu korban terbaring kaku dengan posisi telentang dan ditutupi sehelai kain bermotif kain bali warga oranye.
Dari hasil identifikasi oleh bagian identifikasi Polresta Manado, ditemukan tanda kekerasan pada bagian leher korban, sehingga kesimpulan sementara korban diduga tewas dicekik di leher oleh pelaku.
Rani Manoy (22), teman kos korban yang kamarnya bersebelahan dinding dengan kamar korban tampak syok. Ia mengaku tak mendengar percekcokan atau pertengkaran antara korban dan pacarnya.
Namun ia mengaku pernah melihat pacar korban memukul korban saat mereka bertengkar beberapa waktu lalu. "Saya tidak mendengar kalau mereka tadi malam bertengkar. Tapi beberapa waktu lalu saya pernah lihat korban dipukul pacarnya," ujar Manoy.
Manoy yang sudah setahun tinggal di tempat kos tersebut mengaku sering melihat pacar korban datang ke tempat kos dan bahkan tak jarang juga menginap bersama korban yang mulai indekos sekitar Juli 2011.
Kepala Lingkungan I, Kelurahan Ranomuut, Sony Budikase mangaku tak mengetahui secara jelas keberadaan warganya, karena tak pernah melapor ke kepala lingkungan.
Budikase pun mengakui bahwa pernah meminta korban untuk memasukkan identitasnya ke pihak kepala lingkungan, namun tak kunjung dilakukan, "Saya pernah minta dia (korban) supaya masukkan identitas supaya jika terjadi apa-apa mudah dikordinasikkan," kata Budikase.
Untuk kepentingan penyidikan, korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandou Manado untuk diotopsi.
Sementara itu, tersangka yang berniat akan melarikan diri, dengan mudah diringkus oleh Resmob Polresta Manado di daerah Wowonasa, setelah dia kembali menghubungi temanya untuk diminta membantu pelarianya.
Kapolsek Tikala AKP Paulus Palamba ketika dikonfirmasi mengaku telah mengamankan tersangka. "Tersangka telah berhasil ditangkap oleh Resmob dan saat ini sudah dimasukkan ke dalam sel tahanan Polsek Tikala," ujar Palamba.
Tersangka Andre mengaku membunuh korban dengan cara mencekiknya. Hal itu dilakukan karena ia tak terima korban acap kali menghina orangtuanya. "Dia selalu menghina orangtua saya," katanya. (tos)
sumber: tribunnews.com
No comments:
Post a Comment