TIPS BEASISWA - Pelajar Indonesia yang berniat melanjutkan studi dengan jalur beasiswa di luar negeri, khususnya di negara-negara Eropa, selain harus memperhatikan beberapa hal seperti surat motivasi dan kemampuan menguasai suatu bahasa tetapi juga harus mengetahui apa saja dan bagaimana cara penilaiannya. Sebelum memasuki proses seleksi, pelajar pelamar beasiswa harus sadar jika keputusan diterima atau ditolaknya permohonan beasiswa ditentukan oleh nilai akhir yang merupakan kombinasi dari seluruh tahap seleksi.
Project Officer Education European Union to Indonesia and Brunei Darussalam, Destriani Nugroho mengatakan, kegagalan para pelamar beasiswa umumnya karena memiliki nilai rendah dalam beberapa tahap seleksi. Misalnya karena kurangnya kemampuan para pelamar dalam menguasai sebuah bahasa atau kurang baik saat menulis surat motivasi.
Destri menjelaskan, ada beberapa hal lain yang menjadi indikator penilaian dalam permohonan beasiswa. Selain surat motivasi dan kecakapan bahasa, ada juga lembaga pendonor beasiswa yang memberikan batas minimal Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan syarat menyertakan surat rekomendasi dari institusi pendidikan atau pembimbing sebelumnya.
"Jadi masing-masing indikator itu dinilai oleh tim penilai. Semua nilai akan dibandingkan, akan digabung dengan nilai yang lain. Karena tidak mungkin hanya dengan menilai satu atau dua hal," kata Destri, kepada Kompas.com, Minggu (13/11/2011), saat European Higher Sducation Fair (EHEF), di Jakarta Convention Centre (JCC).
Destri menyarankan, hal utama yang harus diperhatikan para pelajar pelamar beasiswa, selain mengasah kemampuan bahasa, juga harus menulis surat motivasi dengan baik. Surat motivasi yang baik fokus dengan menuliskan apa yang ingin mereka pelajari dan apa yang mereka inginkan dari sebuah program beasiswa.
"Surat rekomendasi dari profesor juga harus khusus jangan terlalu umum dan harus dapat menjelaskan mengenai keahlian, dan kelebihan para pelajar pelamar beasiswa," kata Destri. sumber: kompas.com
Project Officer Education European Union to Indonesia and Brunei Darussalam, Destriani Nugroho mengatakan, kegagalan para pelamar beasiswa umumnya karena memiliki nilai rendah dalam beberapa tahap seleksi. Misalnya karena kurangnya kemampuan para pelamar dalam menguasai sebuah bahasa atau kurang baik saat menulis surat motivasi.
Destri menjelaskan, ada beberapa hal lain yang menjadi indikator penilaian dalam permohonan beasiswa. Selain surat motivasi dan kecakapan bahasa, ada juga lembaga pendonor beasiswa yang memberikan batas minimal Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan syarat menyertakan surat rekomendasi dari institusi pendidikan atau pembimbing sebelumnya.
"Jadi masing-masing indikator itu dinilai oleh tim penilai. Semua nilai akan dibandingkan, akan digabung dengan nilai yang lain. Karena tidak mungkin hanya dengan menilai satu atau dua hal," kata Destri, kepada Kompas.com, Minggu (13/11/2011), saat European Higher Sducation Fair (EHEF), di Jakarta Convention Centre (JCC).
Destri menyarankan, hal utama yang harus diperhatikan para pelajar pelamar beasiswa, selain mengasah kemampuan bahasa, juga harus menulis surat motivasi dengan baik. Surat motivasi yang baik fokus dengan menuliskan apa yang ingin mereka pelajari dan apa yang mereka inginkan dari sebuah program beasiswa.
"Surat rekomendasi dari profesor juga harus khusus jangan terlalu umum dan harus dapat menjelaskan mengenai keahlian, dan kelebihan para pelajar pelamar beasiswa," kata Destri. sumber: kompas.com
No comments:
Post a Comment