Research In Motion berencana menutup layanan instant messenger populer mereka, yakni BlackBerry Messenger (BBM) di Inggris jika diminta otoritas setempat. Rencana ini muncul setelah polisi menunjukkan bahwa BBM merupakan metode komunikasi utama pada kerusuhan di London dan sekitarnya bulan lalu.
Stephen Bates, perwakilan dari Research In Motion menyebutkan, perusahaannya akan mengikuti perintah yang dikeluarkan dalam kondisi tertentu seperti saat adanya ancaman terorisme ataupun tindakan kriminal massal seperti yang terjadi di negeri itu.
“Kami akan mengikuti undang-undang dan jika instruksinya adalah menutup jaringan mobile, kami akan lakukan,” kata Bates, dikutip dari Reuters, 15 September 2011. “Setelah itu, kita akan bekerjasama dengan operator seluler untuk menunaikan kewajiban yang diakibatkan oleh tindakan tersebut,” ucapnya.
Sebelum ini, polisi dan pejabat parlemen menyebutkan bahwa saat kerusuhan terjadi, media sosial, khususnya BBM telah digunakan oleh perusuh dan penjarah untuk beraksi dan mengkoordinir kekerasan. BBM juga lebih dipilih dibanding Twitter dan situs media sosial lain karena pesan yang dikirimkan lebih pribadi dan dienkripsi.
Jejaring Sosial
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, pernah mempertimbangkan untuk memblokir jejaring sosial online saat kerusuhan sipil terjadi. Padahal, langkah ini sendiri dikutuk sebagai tindakan represif jika dilakukan oleh negara lain.
Namun demikian, menurut Theresa May, menteri dalam negeri, langkah yang akan diambil pemerintah kemungkinan tidak akan sampai sejauh itu. Pernyataan ini diungkapkan setelah May bertemu dengan pihak kepolisian serta petinggi dari RIM, Twitter, serta Facebook.
Bates sendiri menyebutkan, RIM memiliki pandangan bahwa komunikasi dan media sosial hadir untuk kebaikan bersama dan mereka tidak melihat bahwa menghentikan jejaring sosial selama periode kerusuhan massal bukanlah langkah ke depan yang baik.
RIM juga pernah menyebutkan bahwa mereka akan bekerjasama dengan penegak hukum dan pihak yang berwajib. Namun mereka menolak menyebutkan apakah mereka akan menyerahkan rekaman chatting dari pengguna BlackBerry ke polisi. (ren)
Sumber • VIVAnews
Stephen Bates, perwakilan dari Research In Motion menyebutkan, perusahaannya akan mengikuti perintah yang dikeluarkan dalam kondisi tertentu seperti saat adanya ancaman terorisme ataupun tindakan kriminal massal seperti yang terjadi di negeri itu.
“Kami akan mengikuti undang-undang dan jika instruksinya adalah menutup jaringan mobile, kami akan lakukan,” kata Bates, dikutip dari Reuters, 15 September 2011. “Setelah itu, kita akan bekerjasama dengan operator seluler untuk menunaikan kewajiban yang diakibatkan oleh tindakan tersebut,” ucapnya.
Sebelum ini, polisi dan pejabat parlemen menyebutkan bahwa saat kerusuhan terjadi, media sosial, khususnya BBM telah digunakan oleh perusuh dan penjarah untuk beraksi dan mengkoordinir kekerasan. BBM juga lebih dipilih dibanding Twitter dan situs media sosial lain karena pesan yang dikirimkan lebih pribadi dan dienkripsi.
Jejaring Sosial
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, pernah mempertimbangkan untuk memblokir jejaring sosial online saat kerusuhan sipil terjadi. Padahal, langkah ini sendiri dikutuk sebagai tindakan represif jika dilakukan oleh negara lain.
Namun demikian, menurut Theresa May, menteri dalam negeri, langkah yang akan diambil pemerintah kemungkinan tidak akan sampai sejauh itu. Pernyataan ini diungkapkan setelah May bertemu dengan pihak kepolisian serta petinggi dari RIM, Twitter, serta Facebook.
Bates sendiri menyebutkan, RIM memiliki pandangan bahwa komunikasi dan media sosial hadir untuk kebaikan bersama dan mereka tidak melihat bahwa menghentikan jejaring sosial selama periode kerusuhan massal bukanlah langkah ke depan yang baik.
RIM juga pernah menyebutkan bahwa mereka akan bekerjasama dengan penegak hukum dan pihak yang berwajib. Namun mereka menolak menyebutkan apakah mereka akan menyerahkan rekaman chatting dari pengguna BlackBerry ke polisi. (ren)
Sumber • VIVAnews
No comments:
Post a Comment