COUNTINEWS.CO.CC- Trik-trik Bank Dunia melaporkan bahwa Indonesia bersama Brasil, China, India, Korea Selatan, dan Rusia akan menjadi negara yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global.
Bahkan, lebih dari setengah pertumbuhan ekonomi global didorong enam negara tersebut. Namun untuk Indonesia, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat.
Chief Economist Bank Dunia, Mansoor Dailami, menegaskan bahwa ada tiga aset terbesar Indonesia yang menjadi faktor pendorong Indonesia untuk tumbuh dengan cepa. Pertama, faktor demografi penduduk, di mana penduduk usia produktif sangat banyak dibanding negara lain. Kedua, stabilisasi demokrasi. Ketiga, faktor sumber daya alam yang melimpah dengan harga komoditas yang terus meningkat.
Mansoor meneruskan bahwa ada tiga pula tantangan bagi Indonesia untuk memacu pertumbuhan. Pertama, pendidikan. "Pendidikan harus menjadi produktif. Daya saingnya harus tinggi dan tenaga kerja Indonesia mesti memiliki keahlian tinggi untuk bisa bersaing di masa akan datang," kata Mansoor Dailami di Jakarta, Rabu 15 Juni 2011.
Tantangan yang kedua adalah alokasi anggaran subsidi. Alokasi anggaran subsidi harus diturunkan, tetapi alokasi untuk kesehatan dan pendidikan mesti terus ditingkatkan.
Ketiga, yaitu berkaitan dengan capital inflow atau aliran modal. "Ini harus hati-hati, bahwasanya nilai mata uang Indonesia ini apresiasinya tidak terlalu tinggi," kata Mansoor.
Sedangkan untuk masalah korupsi dan demokrasi, dia menegaskan bahwa bukan cuma Indonesia yang didera korupsi, sejumlah negara berkembang lain pun memiliki masalah yang sama. Dan di Indonesia, katanya, "Sudah mulai ada perbaikan yang cukup baik," tutur Mansoor.
Chief Economist Bank Danamon, Anton Gunawan menyatakan bahwa sektor ekonomi memang harus digenjot agar punya nilai tambah. Misalnya, Mengubah bahan mentah menjadi barang yang lebih memiliki nilai tambah.
"Sektor manufaktur harus menjadi tulang punggung. Saat ini, sektor manufaktur hanya tergantung pada beberapa bidang seperti otomotif, mesin, dan makanan yang lain, praktis tidak berkembang banyak," kata Anton.
Wijayanto, Manager Director Paramadina Public Policy Institute menambahkan, Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang perdagangan bebas. "Kita harus bisa memproduksi barang-barang yang dibutuhkan China, dengan melihat konsumsi mereka seiring perekonomiannya (China) yang semakin membaik," ujarnya.sumber• VIVAnews
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia |
Chief Economist Bank Dunia, Mansoor Dailami, menegaskan bahwa ada tiga aset terbesar Indonesia yang menjadi faktor pendorong Indonesia untuk tumbuh dengan cepa. Pertama, faktor demografi penduduk, di mana penduduk usia produktif sangat banyak dibanding negara lain. Kedua, stabilisasi demokrasi. Ketiga, faktor sumber daya alam yang melimpah dengan harga komoditas yang terus meningkat.
Mansoor meneruskan bahwa ada tiga pula tantangan bagi Indonesia untuk memacu pertumbuhan. Pertama, pendidikan. "Pendidikan harus menjadi produktif. Daya saingnya harus tinggi dan tenaga kerja Indonesia mesti memiliki keahlian tinggi untuk bisa bersaing di masa akan datang," kata Mansoor Dailami di Jakarta, Rabu 15 Juni 2011.
Tantangan yang kedua adalah alokasi anggaran subsidi. Alokasi anggaran subsidi harus diturunkan, tetapi alokasi untuk kesehatan dan pendidikan mesti terus ditingkatkan.
Ketiga, yaitu berkaitan dengan capital inflow atau aliran modal. "Ini harus hati-hati, bahwasanya nilai mata uang Indonesia ini apresiasinya tidak terlalu tinggi," kata Mansoor.
Sedangkan untuk masalah korupsi dan demokrasi, dia menegaskan bahwa bukan cuma Indonesia yang didera korupsi, sejumlah negara berkembang lain pun memiliki masalah yang sama. Dan di Indonesia, katanya, "Sudah mulai ada perbaikan yang cukup baik," tutur Mansoor.
Chief Economist Bank Danamon, Anton Gunawan menyatakan bahwa sektor ekonomi memang harus digenjot agar punya nilai tambah. Misalnya, Mengubah bahan mentah menjadi barang yang lebih memiliki nilai tambah.
"Sektor manufaktur harus menjadi tulang punggung. Saat ini, sektor manufaktur hanya tergantung pada beberapa bidang seperti otomotif, mesin, dan makanan yang lain, praktis tidak berkembang banyak," kata Anton.
Wijayanto, Manager Director Paramadina Public Policy Institute menambahkan, Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang perdagangan bebas. "Kita harus bisa memproduksi barang-barang yang dibutuhkan China, dengan melihat konsumsi mereka seiring perekonomiannya (China) yang semakin membaik," ujarnya.sumber• VIVAnews
No comments:
Post a Comment