COUNTINEWS.CO.CC- Dallas Wiens sebelum dan setelah transplantasi Seorang pria 25 tahun asal Fort Worth, Texas baru saja menjalani transplantasi wajah lengkap di Amerika Serikat. Namanya Dallas Wiens. Ia seorang pekerja konstruksi yang menderita luka bakar parah di bagian wajah dan kepalanya dua setengah tahun lalu.
Kala itu, lift yang ditumpanginya tiba-tiba meledak. Nyawanya hampir terenggut. Namun, setelah koma selama tiga bulan, ia terbangun walau detail wajahnya hilang. Wajahnya seperti kulit rata tanpa mata, hidung, dan bibir. Sebanyak 22 operasi pun tak sanggup membuatnya pulih.
Bak mukjizat, pekan lalu, Wiens mendapatkan wajah baru sebagai hadiah dari Brigham and Women's Hospital di Boston. Dengan tim medis beranggotakan lebih dari 30 orang, ia menjalani operasi transplantasi wajah selama 15 jam. Tim itu berhasil memberinya mata dan hidung, lengkap dengan otot-otot dan saraf.
Wiens adalah orang kedua yang menjalani transplantasi wajah di rumah sakit itu. Sebelumnya, James Maki menerima transplantasi parsial di tahun 2005 setelah tidak sengaja jatuh di sebuah rel kereta listrik bawah tanah dengan posisi wajah terlebih dahulu menyentuh tanah.
Wiens tidak terlalu peduli dengan penampilannya yang lebih manusiawi setelah operasi. Yang ia pikirkan hanya ingin segera merasakan ciuman, gadis kecilnya yang berusia tiga tahun. "Dulu, saya tidak dapat merasakan ciuman putri saya, dan saya juga tidak dapat menciumnya," ujarnya dikutip situs ABC News.
Namun, seperti dilansir dari Daily Mail, Weins merasa sangat senang karena dapat kembali merasakan kecupan sayang dari putrinya. "Sangat menakjubkan dapat kembali merasakan ciumannya setelah 2,5 tahun tidak
dapat merasakan apapun," ujarnya.
Dr Bohdan Pomahac, ketua tim operasi transplantasi, mengatakan bahwa kulit wajah Wiens dapat 90 persen berfungsi kembali untuk merasakan sensasi, terutama di bagian kening, pipi kanan, dan bibir.
Terlepas dari penampilan dan kemampuannya merasakan sentuhan, desain wajah Wiens lebih didasarkan untuk kepentingan bernapas, berbicara, makan, dan berinteraksi sosial. "Wajah adalah organ tubuh yang sangat kompleks, namun kami mencoba mengakomodasi itu semua," ujarnya.
Mata Wiens hancur saat kecelakaan terjadi, namun ia tidak pernah putus asa untuk dapat melihat lagi. "Dulu, transplantasi wajah adalah fiksi ilmiah. Namun, saya mendapatkannya 15 tahun kemudian," ucap Wiens.
sumber
Dallas Wiens sebelum dan setelah transplantasi |
Bak mukjizat, pekan lalu, Wiens mendapatkan wajah baru sebagai hadiah dari Brigham and Women's Hospital di Boston. Dengan tim medis beranggotakan lebih dari 30 orang, ia menjalani operasi transplantasi wajah selama 15 jam. Tim itu berhasil memberinya mata dan hidung, lengkap dengan otot-otot dan saraf.
Wiens adalah orang kedua yang menjalani transplantasi wajah di rumah sakit itu. Sebelumnya, James Maki menerima transplantasi parsial di tahun 2005 setelah tidak sengaja jatuh di sebuah rel kereta listrik bawah tanah dengan posisi wajah terlebih dahulu menyentuh tanah.
Wiens tidak terlalu peduli dengan penampilannya yang lebih manusiawi setelah operasi. Yang ia pikirkan hanya ingin segera merasakan ciuman, gadis kecilnya yang berusia tiga tahun. "Dulu, saya tidak dapat merasakan ciuman putri saya, dan saya juga tidak dapat menciumnya," ujarnya dikutip situs ABC News.
Namun, seperti dilansir dari Daily Mail, Weins merasa sangat senang karena dapat kembali merasakan kecupan sayang dari putrinya. "Sangat menakjubkan dapat kembali merasakan ciumannya setelah 2,5 tahun tidak
dapat merasakan apapun," ujarnya.
Dr Bohdan Pomahac, ketua tim operasi transplantasi, mengatakan bahwa kulit wajah Wiens dapat 90 persen berfungsi kembali untuk merasakan sensasi, terutama di bagian kening, pipi kanan, dan bibir.
Terlepas dari penampilan dan kemampuannya merasakan sentuhan, desain wajah Wiens lebih didasarkan untuk kepentingan bernapas, berbicara, makan, dan berinteraksi sosial. "Wajah adalah organ tubuh yang sangat kompleks, namun kami mencoba mengakomodasi itu semua," ujarnya.
Mata Wiens hancur saat kecelakaan terjadi, namun ia tidak pernah putus asa untuk dapat melihat lagi. "Dulu, transplantasi wajah adalah fiksi ilmiah. Namun, saya mendapatkannya 15 tahun kemudian," ucap Wiens.
sumber
No comments:
Post a Comment