6 TKI Tewas di Taiwan

JAKARTA - Pemerintah harus membantu keluarga enam tenaga kerja Indonesia yang tewas dalam proyek pembangunan jalan tol di Nantou, Taiwan, untuk mendapatkan keadilan hukum. Santunan Rp 275 juta per orang jangan sampai menganulir proses hukum.

Demikian disampaikan Direktur Migrant Care Anis Hidayah di Jakarta, Minggu (31/10). Enam TKI dan satu warga Taiwan tewas akibat runtuhnya alat perancah proyek pembangunan jembatan tol di Nantou, Taiwan, 30 September 2010.

”Pemerintah Indonesia secara resmi harus mempertanyakan soal prinsip keselamatan kerja kepada Taiwan yang mengakibatkan hilangnya nyawa. Santunan bukan yang utama dan proses hukum harus segera didorong karena Pemerintah Taiwan harus bertanggung jawab mengimplementasikan prinsip keselamatan kerja yang kami duga ada kelalaian (dalam peristiwa ini),” ujar Anis.

Perwakilan Pemerintah Taiwan rencananya akan menyerahkan santunan kepada keluarga keenam TKI di Indonesia. Perusahaan pelaksana proyek memberikan santunan 1 juta dollar Taiwan (Rp 275 juta), ditambah biaya pengurusan dan pemulangan jenazah sebesar 300.000 dollar Taiwan per orang. Keenam jenazah korban sudah tiba di Indonesia, satu di antaranya langsung ke Surabaya. Lima jenazah lainnya tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Ucapan belasungkawa
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Mohammad Jumhur Hidayat menyambut kelima jenazah bersama keluarga mereka di Ruang Khusus TKI di Terminal II Bandara Soekarno-Hatta.

Jenazah yang tiba di Tangerang adalah Suprapto asal Ngeluk RT 09 RW 01, Penawangan, Grobogan, Jawa Tengah; Riwanto asal Rancawiru RT 04 RW 02, Pangkah, Tegal, Jawa Tengah; Sirmanto asal Tunggulsari RT 05 RW 01, Kaliori, Rembang, Jawa Tengah; Sunaryo asal Kedunguter RT 06 RW 03, Brebes, Jawa Tengah; Sutarji (abang Sirmanto) asal Tunggulsari RT 05 RW 01, Kaliori, Rembang, Jawa Tengah. Sementara itu, jenazah Ali Mansur asal Dusun Kalirejo RT 01 RW 02, Desa Ngunggahan, Kec Bandung, Tulung Agung, Jawa Timur, langsung menuju Surabaya.

”Mereka bukan tertimpa jembatan, melainkan terkena reruntuhan jembatan akibat getaran saat pekerjaan berlangsung. Jenazahnya baru dikirim sekarang karena Taiwan harus melakukan pengecekan dan identifikasi,” ujar Jumhur.

Jumhur juga menyerahkan santunan Rp 2,5 juta dari BNP2TKI serta Rp 5 juta dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi kepada keluarga yang turut hadir dan mengirim mereka langsung ke daerah asal masing-masing. Dari keenam korban, hanya Sirmanto yang masih berhak atas klaim asuransi senilai Rp 40 juta, sementara kelima TKI lainnya mendapat Rp 2 juta per orang.

Jumhur juga meminta tanggapan kepada pihak keluarga mengenai peristiwa tersebut. Pihak keluarga bisa mengajukan tuntutan hukum akibat kecelakaan kerja tersebut.

Dalam kesempatan itu, Jumhur menyampaikan ucapan belasungkawa dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Jumhur, Presiden meminta keluarga korban tabah menghadapi musibah tersebut. (HAM)

No comments:

Post a Comment

Pages